Selamat Datang di Official Website Z4f4NESA

Rabu, 25 April 2012

PISANG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PENGGANTI SAOS TOMAT



ABSTRAK
Saos tomas merupakan merupakan salah satu bahan penyedap dan penambah rasa pada makanan..Pasar dari saos sangatlah besar karena dari ekonomi rendah sampai ekonomi tinggi, dari anak kecil sampai orang tua.  Bahan baku utama pada saos umumnya adalah cabai dan tomat Namun tanaman tomat memiliki harga jual yang tinggi di waktu musim hujan .Sebagai alternatif untuk pengganti tomat adalah pisang.Karena pisang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan tanaman tomat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan dan pengolahan pisang sebagai bahan baku utama pembuatan saos. Langkah kerja dari percobaan ini meliputi pemilihan, pencucian, pengupasan, pemotongan, penggilingan, pendidihan, dan pembotolan/pengemasan. Hasil dari percobaan ini adalah saos pisang yang mempunyai tekstur dan warna yang agak berbeda dengan saos dari tomat, namun meliki rasa dan aroma yang khas. Kesimpulan dari percobaan ini adalah pisang sangat potensial untuk dijadikan bahan baku utama pembuatan saos pengganti tomat.
Kata kunci: Pisang, Saos Pisang, Tomat

1.      PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saus (saos) adalah produk berbentuk pasta. Saus yang umum diperjualbelikan di Indonesia adalah saus tomat dan saus cabai. Ada pula yang memproduksi saus pepaya, tetapi biasanya pepaya hanya digunakan sebagai campuran. Saus merupakan salah satu bahan penyedap dan penambah rasa pada makanan. Makanan kecil seperti perkedel, bakwan, otak-otak dan lainnya merupakan padanan bagi saos. Selain makanan kecil, makanan besar seperti bakso, mie ayam, spageti, hamburger, dan sea food seakan tidak lengkap jika tanpa menggunakan saus cabai atau saus tomat.
Jika penduduk kota (konsumen utama saus instan) sebesar sepertiga penduduk Indonesia, setengah dari keluarga di kota mengkonsumsi saus, jumlah keluarga sekitar lima orang dan satu keluarga menghabiskan 1 botol saus tomat dan sambal 340 gram per minggu maka peluang pasar dari saus cabai dan tomat sebesar 128.520 ton per tahun. Pasar saus saus sendiri sangat luas meliputi anak-anak dan orang dewasa, konsumsi rumah tangga atau konsumsi usaha serta kalangan menengah ke bawah atau kalangan menengah ke atas. Pengusaha dapat memilih segmen pasar mana yang akan menjadi fokusnya.
Kelemahan dari penggunaan tomat sebagai bahan baku utama pembuatan saos adalah tumbuhan tomat tidak tahan musim (hujan) sehingga harga tidak stabil sehingga harganya naik diwaktu musim hujan. Sedangkan pisang memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dan juga sangat baik untuk kulit.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut:
a.       Bagaimana cara menggunakan pisang sebagai bahan utama saos pengganti tomat ?
b.      Apakah saos pisang layak digunakan sebagai pengganti tomat sebagai pengganti utama pembuatan saos?

2.      KAJIAN  TEORI
2.1 Pisang
Jenis/varietas Pisang :  Spermatophyta (tanaman berbiji)
Divisi                         :  Angiospermae (berbiji tertutup)
Sub-divisi                  : Monocotyledonae (biji berkeping satu)
Kelas                          : Scitaminae
Ordo                          : Musaceae
Famili                         : Muscoideae
Subfamili                   : Musa
Genus                        : Musa
Spesies                       : Musa paradisiaca Linn.
Tanaman pisang berasal dari Asia Tenggara, tepatnya India, filiphina, dan Jazirah Malaya. Budi dayanya sendiri sudah tersebar di seluruh nusantara, bahkan sudah terbentuk sentra-sentra produksi pisang di beberapa provinsi.
Berdasarkan kondisisnya , pisang dibedakan  menjadi  3 yaitu:
1.      Pisang yang enak dikonsumsi (Musaparadisiaca Linn.)
2.      Pisang yang hanya dimanfaatkan pelepahnya, yaitu pisang manila atau  pisang abaca (Musa textilis Nee.)
3.      Pisang Hias yang lebih pisang liar atau pisang hutan.  Antara lain  Pisang Lilin (Musa zebrina Van houtte), pisang-pisangan (Heliconia indica Lamk.), pisang baki (Ensete superbun), Pisang cungit (Musa veluntina) dan lain-lain.
Berdasarkan cara penggunaanya, pisang dibedakan menjasi dua, yaitu sebagai berikut:
1.      Pisang buah (Musa sapientum)  Pisang ini dapat dikonsumsi segar setelah matang. Contohnya ; Pisang ambon hijau, pisang  raja, pisang mas dan lain-lain.
2.      Pisang Olah (Musa normalis) Pisang ini dikonsumsi setelah dimasak (direbus, digoreng, dsb). Contoh : Pisang nangka (lampeng, pisang tanduk, pisang kepok, pisang kapas dan lain-lain).
2.2 Kandungan gizi buah pisang
No
Jenis zat Gizi
Jenis Pisang
Ambon
Angleng
Mas
1
Kalori (kal.)
110
75
103
   2
Air (g)
72
80,5
64,0
3
Protein (g)
1,2
1,3
1,4
4
Lemak (g)
0,2
0,2
0,2
5
Karbohidrat (g)
25,8
17
23,8
6
Mineral (g)
0,8
1
0,6
7
Kalsium( mg)
8
10
7
8
Fosfor(mg)
28
26
25
9
Zat besi (mg)
0,5
0,6
0,8
10
Vitamin B1(mcg)
44
23
24
11
Vitamin B2 (mg)
0,08
0,08
0,09
12
Vitamin C (mg)
3
6
2

3.      METODE PENELITIAN
3.1  Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini  yang dilakukan hanyalah untuk mengetahui cara pengolahan pisang untuk bahan baku utama pembuatan saos.
3.2  Alat dan Bahan Penelitian
Alat
Ø  Timbangan
Ø  Pisau
Ø  Telenan (Tempat untuk meletakan pisang waktu memotong pisang)
Ø  Alat penggiling
Ø  Panci
Ø  Sendok
Ø  Kain penyaring
Ø  Kompor
Ø  Botol (tempat saus pisang setelah jadi)
Bahan
Ø  Pisang
o   Pilihlah pisang yang sebelum diolah nilai jualnya murah,.Misalkan pisang siem. Dan  Pilihlah pisang yang segar dan matang
Ø  Gula Pasir  
Gula selain sebagai pemanis atau penyedap, juga berfungsi mempertahankan kadar air dan menjadikan produk lebih awet
Ø  Bawang merah
Ø  Bawang putih
Ø  Garam
Digunakan sebagai penyedap atau memberi rasa gurih dan asin serta menjadikan produk lebih awet.
Ø  Cengkih
Ø  Kecap Inggris
Ø  Kayu Manis
Ø  Minyak wijen (pengharum atau penambah aroma)
Ø  Mentega
Ø  Merica
Mentega berfungsi meningkatkan membentuk tekstur dan memberikan cita rasa gurih
Ø  Asam cuka
Cuka 25 % juga berfungsi sebagai penyedap atau memberi rasa asam dan juga mampu menghambat pertumbuhan mikroba sehingga produk lebih awet.
Ø  Garam dapur.
Ø  Pengawet.
Pengawet yang digunakan adalah asam benzoat atau sodium benzoat. Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan kapang, khamir dan bakteri. Efektifitas fungsi senyawa benzoat dapat bertambah jika produk yang dibuat mengandung garam dan gula pasir. Tetapi pengawet ini hanya boleh digunakan dalam jumlah tertentu. Pada produk makanan, senyawa benzoat diperbolehkan digunakan dengan kisaran konsentrasi 400 sampai 1000 mg per kg bahan

3.4 Langkah-Langkah  Pembuatan Saus Pisang
1.      Pemilihan
Pilihlah pisang yang memiliki tingkat kematangan optimal segar. Pisang  tersebut bebas dari serangan hama dan penyakit  seta kerusakan lainya. 
2.      Pencucian
Buah pisang dicuci dengan air bersih yang mengalir .Dengan pencucian ini , kotoran-kotoran yang masih melekat maupun bercampur diantara buah pisang dapat hilang
3.      Pengupasan
Buah pisang dikupas kulitnya dan bagian daging buah yang berserabut dihilangkan.
4.      Pemotongan
Pemotongan dilakukan agar memudahkan dalam proses penggilingan
5.      Penggilingan
Potongan-potongan pisang dimasukan ke dalam alat penggiling (blender). Potongan-potongan buah pisang yang telah tergiling dan menjadi bubur pisang tersebut ditampung dalam panci
6.      Pendidihan
Bubur pisang direbus sampai mendidih sambil diaduk merata. Pada saat ini, ditambahkan gula pasir 15 gram dan garam 10 gram. Sementara itu bumbu saus yang terdiri dari bawang merah 0,4 kg, bawang putih  300 gram dam merica 1 gram dibersihkan lalu dihancurkan hingga halus, dan dibungkus dengan kain saring. Selanjutnya bumbu yang telah terbungkus  tersebut dicelupkan ke dalam bubur pisang yang sedang mendidh . Bumbu ditekan-tekan dengan sendok pengaduk, agar sarinya keluar. Pendidihan bubur pisang dilanjutkan selama 15  menit setelah mendidih, dan bungkusan bumbu diperas lagi. Selama proses pendidihan ini dapat  pula ditambahkan pewarna, asam cuka .
7.      Pembotolan/pengemasan
Dalam keadaan masih panas, saus pisang dituangkan ke dalam botol yang sebelumnya telah disterillkan. Permukaan saus berjarak 1-1,5 cm di bawah mulut botol.dari  1 kg bahan baku (tanpa kulit) akan didapatkan 4 botol  saus pisang, dan setiap botol berisi saus pisang 350 gram. Botol segera  ditutup rapat. Selanjutnya botol yang telah berisi saus pisang tersebut direndam dalam air mendidih selama 30 menit. Setelah itu, botol diangkat dan dibalikan selama 5 menit, dan akhirnya disimpan dalam suhu kamar.

4.      HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbedaan Saos Pisang dan Saos Tomat
Perbedaan

SAOS TOMAT
SAOS PISANG
Rasa
Manis agak masam
Sedikit lebih manis
Tekstur
Halus
Sedikit lebih kasar
Kekentalan
Encer
Lebih kental

Hasil dari kegiatan ini adalah saus yang memiliki kesamaan dengan saus tomat yaitu kental dan berasa agak masam, namun saus dari pisang ini berasa lebih manis dari tomat , hal ini bergantung jenis dan tingkat kematangan dari pisang tersebut. Untuk rasa aroma tidak berbeda jauh, dan bergantung bumbu yang dimasukkan. Dan dalam dalam waktu tiga hari telah ditumbuhi jamur , hal ini dikarenakan tututp yang kurang rapat dan kurang sempurna dalam pendidihan
Test Organoleptik
Nama
Rasa

Tekstur

Kekentalan
Indarti
Lebih manis,
Mirip saos tomat
Hampir sama dengan saus tomat
Sri Widya
Memiliki rasa yang khas
Halus, mirip saos tomat
Lebih kental dari saos tomat
Eli Mufidah
Agak beda dengan saos tomat
Halus
Sedikit lebih kental dari saos tomat
Ade Kurniawan
agak berbeda dari saos tomat
Halus
Lebih kental dari saos tomat
Mulyono

Agak berbeda dari saos tomat
Lebih halus
Lebih kental

5.       KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
1.      Pisang sangat potensial digunakan sebagai alternatif bahan baku pembuatan saos
2.      Cara pembuatan saos pisang tidak berbeda dengan pembuatan saos tomat yaitu ; Pemilihan, Pencucian,  Pengupasan, Pemotongan, Penggilingan, Pendidihan, dan Pembotolan/ pengemasan
3.      Ciri-ciri saus pisang yang baik adalah sebagai berikut:
1.      Warna: Oranye hingga merah (bergantung pisang dan bumbu yang dimasukkan).

2.      Konsistensi: Agak kental
3.      Kenampakan : homogen (merata), halus, mengkilat, dan tidak menggumpal.
4.      Aroma: manis dan asam (bergantung jenis pisang).

1.1  Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1.      Perlu dilakukan pengembangan dalam  aroma dan rasa
2.      Perlu dilakukan eksplorasi jenis-jenis pisang yang memiliki nilai jual  rendah
3.      Hendaknya masyarakat lebih dikenalkan dengan saus pisang





DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Widi. 2005. Pemuliaan Tanaman Pisang Dengan KulturAnther
Budi, Hieronymous.2005. Aneka Olahan Pisang .Kanisius:Yogyakarta
ABSTRAK
Saos tomas merupakan merupakan salah satu bahan penyedap dan penambah rasa pada makanan..Pasar dari saos sangatlah besar karena dari ekonomi rendah sampai ekonomi tinggi, dari anak kecil sampai orang tua.  Bahan baku utama pada saos umumnya adalah cabai dan tomat Namun tanaman tomat memiliki harga jual yang tinggi di waktu musim hujan .Sebagai alternatif untuk pengganti tomat adalah pisang.Karena pisang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan tanaman tomat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan dan pengolahan pisang sebagai bahan baku utama pembuatan saos. Langkah kerja dari percobaan ini meliputi pemilihan, pencucian, pengupasan, pemotongan, penggilingan, pendidihan, dan pembotolan/pengemasan. Hasil dari percobaan ini adalah saos pisang yang mempunyai tekstur dan warna yang agak berbeda dengan saos dari tomat, namun meliki rasa dan aroma yang khas. Kesimpulan dari percobaan ini adalah pisang sangat potensial untuk dijadikan bahan baku utama pembuatan saos pengganti tomat.
Kata kunci: Pisang, Saos Pisang, Tomat







1.      PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saus (saos) adalah produk berbentuk pasta. Saus yang umum diperjualbelikan di Indonesia adalah saus tomat dan saus cabai. Ada pula yang memproduksi saus pepaya, tetapi biasanya pepaya hanya digunakan sebagai campuran. Saus merupakan salah satu bahan penyedap dan penambah rasa pada makanan. Makanan kecil seperti perkedel, bakwan, otak-otak dan lainnya merupakan padanan bagi saos. Selain makanan kecil, makanan besar seperti bakso, mie ayam, spageti, hamburger, dan sea food seakan tidak lengkap jika tanpa menggunakan saus cabai atau saus tomat.
Jika penduduk kota (konsumen utama saus instan) sebesar sepertiga penduduk Indonesia, setengah dari keluarga di kota mengkonsumsi saus, jumlah keluarga sekitar lima orang dan satu keluarga menghabiskan 1 botol saus tomat dan sambal 340 gram per minggu maka peluang pasar dari saus cabai dan tomat sebesar 128.520 ton per tahun. Pasar saus saus sendiri sangat luas meliputi anak-anak dan orang dewasa, konsumsi rumah tangga atau konsumsi usaha serta kalangan menengah ke bawah atau kalangan menengah ke atas. Pengusaha dapat memilih segmen pasar mana yang akan menjadi fokusnya.
Kelemahan dari penggunaan tomat sebagai bahan baku utama pembuatan saos adalah tumbuhan tomat tidak tahan musim (hujan) sehingga harga tidak stabil sehingga harganya naik diwaktu musim hujan. Sedangkan pisang memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dan juga sangat baik untuk kulit.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut:
a.       Bagaimana cara menggunakan pisang sebagai bahan utama saos pengganti tomat ?
b.      Apakah saos pisang layak digunakan sebagai pengganti tomat sebagai pengganti utama pembuatan saos?

2.      KAJIAN  TEORI
2.1 Pisang
Jenis/varietas Pisang :  Spermatophyta (tanaman berbiji)
Divisi                         :  Angiospermae (berbiji tertutup)
Sub-divisi                  : Monocotyledonae (biji berkeping satu)
Kelas                          : Scitaminae
Ordo                          : Musaceae
Famili                         : Muscoideae
Subfamili                   : Musa
Genus                        : Musa
Spesies                       : Musa paradisiaca Linn.
Tanaman pisang berasal dari Asia Tenggara, tepatnya India, filiphina, dan Jazirah Malaya. Budi dayanya sendiri sudah tersebar di seluruh nusantara, bahkan sudah terbentuk sentra-sentra produksi pisang di beberapa provinsi.
Berdasarkan kondisisnya , pisang dibedakan  menjadi  3 yaitu:
1.      Pisang yang enak dikonsumsi (Musaparadisiaca Linn.)
2.      Pisang yang hanya dimanfaatkan pelepahnya, yaitu pisang manila atau  pisang abaca (Musa textilis Nee.)
3.      Pisang Hias yang lebih pisang liar atau pisang hutan.  Antara lain  Pisang Lilin (Musa zebrina Van houtte), pisang-pisangan (Heliconia indica Lamk.), pisang baki (Ensete superbun), Pisang cungit (Musa veluntina) dan lain-lain.
Berdasarkan cara penggunaanya, pisang dibedakan menjasi dua, yaitu sebagai berikut:
1.      Pisang buah (Musa sapientum)  Pisang ini dapat dikonsumsi segar setelah matang. Contohnya ; Pisang ambon hijau, pisang  raja, pisang mas dan lain-lain.
2.      Pisang Olah (Musa normalis) Pisang ini dikonsumsi setelah dimasak (direbus, digoreng, dsb). Contoh : Pisang nangka (lampeng, pisang tanduk, pisang kepok, pisang kapas dan lain-lain).
2.2 Kandungan gizi buah pisang
No
Jenis zat Gizi
Jenis Pisang
Ambon
Angleng
Mas
1
Kalori (kal.)
110
75
103
   2
Air (g)
72
80,5
64,0
3
Protein (g)
1,2
1,3
1,4
4
Lemak (g)
0,2
0,2
0,2
5
Karbohidrat (g)
25,8
17
23,8
6
Mineral (g)
0,8
1
0,6
7
Kalsium( mg)
8
10
7
8
Fosfor(mg)
28
26
25
9
Zat besi (mg)
0,5
0,6
0,8
10
Vitamin B1(mcg)
44
23
24
11
Vitamin B2 (mg)
0,08
0,08
0,09
12
Vitamin C (mg)
3
6
2

3.      METODE PENELITIAN
3.1  Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini  yang dilakukan hanyalah untuk mengetahui cara pengolahan pisang untuk bahan baku utama pembuatan saos.
3.2  Alat dan Bahan Penelitian
Alat
Ø  Timbangan
Ø  Pisau
Ø  Telenan (Tempat untuk meletakan pisang waktu memotong pisang)
Ø  Alat penggiling
Ø  Panci
Ø  Sendok
Ø  Kain penyaring
Ø  Kompor
Ø  Botol (tempat saus pisang setelah jadi)
Bahan
Ø  Pisang
o   Pilihlah pisang yang sebelum diolah nilai jualnya murah,.Misalkan pisang siem. Dan  Pilihlah pisang yang segar dan matang
Ø  Gula Pasir  
Gula selain sebagai pemanis atau penyedap, juga berfungsi mempertahankan kadar air dan menjadikan produk lebih awet
Ø  Bawang merah
Ø  Bawang putih
Ø  Garam
Digunakan sebagai penyedap atau memberi rasa gurih dan asin serta menjadikan produk lebih awet.
Ø  Cengkih
Ø  Kecap Inggris
Ø  Kayu Manis
Ø  Minyak wijen (pengharum atau penambah aroma)
Ø  Mentega
Ø  Merica
Mentega berfungsi meningkatkan membentuk tekstur dan memberikan cita rasa gurih
Ø  Asam cuka
Cuka 25 % juga berfungsi sebagai penyedap atau memberi rasa asam dan juga mampu menghambat pertumbuhan mikroba sehingga produk lebih awet.
Ø  Garam dapur.
Ø  Pengawet.
Pengawet yang digunakan adalah asam benzoat atau sodium benzoat. Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan kapang, khamir dan bakteri. Efektifitas fungsi senyawa benzoat dapat bertambah jika produk yang dibuat mengandung garam dan gula pasir. Tetapi pengawet ini hanya boleh digunakan dalam jumlah tertentu. Pada produk makanan, senyawa benzoat diperbolehkan digunakan dengan kisaran konsentrasi 400 sampai 1000 mg per kg bahan

3.4 Langkah-Langkah  Pembuatan Saus Pisang
1.      Pemilihan
Pilihlah pisang yang memiliki tingkat kematangan optimal segar. Pisang  tersebut bebas dari serangan hama dan penyakit  seta kerusakan lainya. 
2.      Pencucian
Buah pisang dicuci dengan air bersih yang mengalir .Dengan pencucian ini , kotoran-kotoran yang masih melekat maupun bercampur diantara buah pisang dapat hilang
3.      Pengupasan
Buah pisang dikupas kulitnya dan bagian daging buah yang berserabut dihilangkan.
4.      Pemotongan
Pemotongan dilakukan agar memudahkan dalam proses penggilingan
5.      Penggilingan
Potongan-potongan pisang dimasukan ke dalam alat penggiling (blender). Potongan-potongan buah pisang yang telah tergiling dan menjadi bubur pisang tersebut ditampung dalam panci
6.      Pendidihan
Bubur pisang direbus sampai mendidih sambil diaduk merata. Pada saat ini, ditambahkan gula pasir 15 gram dan garam 10 gram. Sementara itu bumbu saus yang terdiri dari bawang merah 0,4 kg, bawang putih  300 gram dam merica 1 gram dibersihkan lalu dihancurkan hingga halus, dan dibungkus dengan kain saring. Selanjutnya bumbu yang telah terbungkus  tersebut dicelupkan ke dalam bubur pisang yang sedang mendidh . Bumbu ditekan-tekan dengan sendok pengaduk, agar sarinya keluar. Pendidihan bubur pisang dilanjutkan selama 15  menit setelah mendidih, dan bungkusan bumbu diperas lagi. Selama proses pendidihan ini dapat  pula ditambahkan pewarna, asam cuka .
7.      Pembotolan/pengemasan
Dalam keadaan masih panas, saus pisang dituangkan ke dalam botol yang sebelumnya telah disterillkan. Permukaan saus berjarak 1-1,5 cm di bawah mulut botol.dari  1 kg bahan baku (tanpa kulit) akan didapatkan 4 botol  saus pisang, dan setiap botol berisi saus pisang 350 gram. Botol segera  ditutup rapat. Selanjutnya botol yang telah berisi saus pisang tersebut direndam dalam air mendidih selama 30 menit. Setelah itu, botol diangkat dan dibalikan selama 5 menit, dan akhirnya disimpan dalam suhu kamar.

4.      HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbedaan Saos Pisang dan Saos Tomat
Perbedaan

SAOS TOMAT
SAOS PISANG
Rasa
Manis agak masam
Sedikit lebih manis
Tekstur
Halus
Sedikit lebih kasar
Kekentalan
Encer
Lebih kental

Hasil dari kegiatan ini adalah saus yang memiliki kesamaan dengan saus tomat yaitu kental dan berasa agak masam, namun saus dari pisang ini berasa lebih manis dari tomat , hal ini bergantung jenis dan tingkat kematangan dari pisang tersebut. Untuk rasa aroma tidak berbeda jauh, dan bergantung bumbu yang dimasukkan. Dan dalam dalam waktu tiga hari telah ditumbuhi jamur , hal ini dikarenakan tututp yang kurang rapat dan kurang sempurna dalam pendidihan
Test Organoleptik
Nama
Rasa

Tekstur

Kekentalan
Indarti
Lebih manis,
Mirip saos tomat
Hampir sama dengan saus tomat
Sri Widya
Memiliki rasa yang khas
Halus, mirip saos tomat
Lebih kental dari saos tomat
Eli Mufidah
Agak beda dengan saos tomat
Halus
Sedikit lebih kental dari saos tomat
Ade Kurniawan
agak berbeda dari saos tomat
Halus
Lebih kental dari saos tomat
Mulyono

Agak berbeda dari saos tomat
Lebih halus
Lebih kental

5.       KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
1.      Pisang sangat potensial digunakan sebagai alternatif bahan baku pembuatan saos
2.      Cara pembuatan saos pisang tidak berbeda dengan pembuatan saos tomat yaitu ; Pemilihan, Pencucian,  Pengupasan, Pemotongan, Penggilingan, Pendidihan, dan Pembotolan/ pengemasan
3.      Ciri-ciri saus pisang yang baik adalah sebagai berikut:
1.      Warna: Oranye hingga merah (bergantung pisang dan bumbu yang dimasukkan).

2.      Konsistensi: Agak kental
3.      Kenampakan : homogen (merata), halus, mengkilat, dan tidak menggumpal.
4.      Aroma: manis dan asam (bergantung jenis pisang).

1.1  Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1.      Perlu dilakukan pengembangan dalam  aroma dan rasa
2.      Perlu dilakukan eksplorasi jenis-jenis pisang yang memiliki nilai jual  rendah
3.      Hendaknya masyarakat lebih dikenalkan dengan saus pisang





DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Widi. 2005. Pemuliaan Tanaman Pisang Dengan KulturAnther
Budi, Hieronymous.2005. Aneka Olahan Pisang .Kanisius:Yogyakarta

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah mengunjugi Official Website Z4F4NESA Kami Tunggu Kritik dan Sarannya
 

ZAFANESA Blogger Templates Designed by productive dreams | Free Wordpress Templates. presents HD TV Watch Futurama Online. Featured on zafanesa. © 2011